terbukti menghasilkan uang

Kamis, 15 September 2011

Saat-Saat Paling Menyedihkan bagi Rasulullah saw

Dalam perjalanan dakwah, Rasulullah saw tidak lepas dari rintangan dan perlawanan yang membuat beliau sangat sedih. Berikut ini beberapa kisah yang beliau alami.
Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Aisyah bahwa ia bertanya kepada Nabi saw, “Pernahkah Anda menemui satu hari yang lebih berat daripada saat perang Uhud?” Beliau menjawab, “Aku banyak menghadapi gangguan kaummu. Dan gangguan paling berat yang aku hadapi adalah pada hari ‘Aqabah, ketika aku meminta perlindungan diriku kepada Ibnu Abdi Yalil bin Abdi Kulala namun ia tidak meresponnya. Lantas dengan sangat sedih aku pergi tidak tentu arah dan baru tersadar ketika aku berada di bukit Qarn Tsa’alib (lebih dari setengah perjalanan Mekah-Thaif).”[1]
Dalam kisah 70 sahabat yang dikenal dengan sebutan ‘para qarri`’ yang didelegasikan Rasulullah saw ke beberapa perkampungan kabilah Sulaim, lalu mereka dibantai, Anas berkata, “Aku tidak pernah melihat Nabi saw marah seperti kemarahan beliau kepada mereka (Bani Sulaim).”[2] Bahkan, karena kesedihan beliau yang sangat mendalam atas kematian para qarri` ini, selama satu bulan penuh beliau mendoakan kecelakaan atas para pembunuh itu. Anas menuturkan, “Nabi saw mendoakan kecelakaan atas orang-orang yang membunuh korban peristiwa Bi’r Ma’unah selama 30 hari, yakni ketika beliau mendoakan keburukan terhadap kabilah Ri’l, Lihyah dan ‘Ushayyah yang telah durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya.”[3]
Peristiwa memilukan yang memakan korban 70 sahabat dari para qurra` ini terjadi pada permulaan tahun 4 hijriah. Tidak berapa lama sebelum peristiwa ini, juga terjadi peristiwa lain yang disebut peristiwa Ma`ur Raji’ dan memakan korban 10 sahabat, di antaranya Khubaib bin Adi, Ashim bin Tsabit, Zaid bin Datsinnah, Murtsid bin Abi Murtsid dan lainnya. Dan pada bulan Syawal tahun ketiga hijriyah, Rasulullah saw dan kaum muslimin kehilangan 70 pahlawan yang gugur syahid di medan Uhud. Di antara mereka adalah Hamzah bin Abdul Muthallib paman Rasulullah saw, Mus’ab bin ‘Umair, Anas bin Nadhr, Abdullah bin ‘Amru bin Haram ayah Jabir, Yaman ayah Hudzaifah, Abdullah bin Jubair komandan pasukan panah di masanya dan lainnya. Bahkan dalam perang ini, Rasulullah saw mendapat luka di kepala, gigi beliau patah, dan wajah mulia beliau berdarah.[4]
Semua peristiwa ini terjadi dalam kurun waktu kurang dari enam bulan dan selama waktu ini kira-kira 150 sahabat telah gugur syahid. Semoga pada dai masa kini lebih bersabar dalam menghadapi ujian. Wallahu a'lam(m.faqih)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar